Waspadai Penyakit Kanker Rahim


Kaum hawa harus benar-benar waspada dengan penyakit kanker rahim. Faktanya, jenis penyakit kanker ini memang menjadi salah satu pembunuh menakutkan bagi para wanita. Bersama dengan kanker payudara, kanker rahim seringkali menyebabkan para penderitanya putus asa. Penderita penyakit ini akan ditakutkan dengan kemungkinan tidak punya anak akibat pengangkatan rahim. Selain itu, mereka juga akan dikhawatirkan dengan kemungkinan penyebaran sel kanker pada bagian tubuh lain yang akibatnya sangat fatal. Padahal, tentu saja masih terbuka kesempatan sembuh bagi penderita kanker rahim. Dengan kepercayaan diri yang teguh untuk sembuh dan pengobatan yang memadai, bukan tidak mungkin penderita kanker rahim akan sembuh total dan bisa menjalani hidupnya secara normal termasuk bisa memiliki anak.

Apa dan Bagaimana Penyakit Kanker Rahim itu?

Rahim atau uterus merupakan bagian yang sangat vital bagi seorang wanita. Rahim berfungsi mempengaruhi sekresi hormon kewanitaan hingga menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Saat sperma dan ovum telah bersatu di ovarium, keduanya akan membentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan menuju ke rahim dan menempel pada bagian itu. Zigot akan berkembang menjadi janin atau calon buah hati kita. Adanya penyakit kanker rahim tentu akan mengganggu fungsi vital rahim tersebut. Beberapa gejala yang umumnya muncul antara lain pendarahan tidak biasa pada vagina, kesulitan untuk kencing, hingga rasa sakit tidak biasa pada bagian pelvis. Kesakitan pada saat melakukan hubungan intim juga patut dicurigai sebagai penyebab kanker rahim. Bila Anda mengamati gejala-gejala tersebut, segeralah lakukan pengecekan pada dokter spesialis.

Faktor resiko kanker rahim sendiri biasanya tak jauh berbeda dengan faktor resiko kanker lain. Namun demikian, terdapat beberapa jenis faktor resiko yang khusus pada jenis kanker ini. Contoh faktor resiko penyakit kanker rahim adalah hyperplasia (pertumbuhan berlebih endometrium), menstruasi sebelum usia 12 tahun, keturunan, menopause sebelum usia 55 tahun, radiasi, obesitas, hingga beberapa faktor resiko umum lain seperti gaya hidup yang tidak sehat. Dengan mengetahui faktor resiko penyakit kanker rahim tersebut tentu harapannya, Anda bisa menjauhi jenis penyakit ini. Sebab, bagaimanapun juga lebih baik mencegah dibanding mengobati. Beberapa faktor resiko seperti keturunan memang tidak bisa diubah, namun Anda bisa mengusahakan kontrol secara rutin untuk mengatasi kalau-kalau kanker rahim mulai menyerang Anda.

Kanker rahim sendiri umumnya muncul setelah menopause. Meningkatnya berat badan tubuh dan penggunaan hormon estrogen dapat memicu tumbuhnya kanker pada rahim. Untuk mengatasi jenis penyakit ini, dokter akan memberikan treatment yang berbeda-beda tergantung kondisi pasien dan tingkat stadium kanker rahim yang diderita. Secara umum, kita mengenal beberapa treatment seperti pengangkatan rahim, terapi hormon, hingga radiasi. Yang jelas, penderita wajib memilih dokter yang terbaik. Jangan mengandalkan pihak-pihak yang background-nya tidak jelas saat ingin sembuh dari penyakit kanker rahim.